Rabu, 04 Februari 2015

Mengubah Cerpen menjadi Naskah Drama


Saya akan membuat naskah drama dari cerpen di blog ini.

Balasan dari kejujuran
Di ufuk timur, matahari belum tampak. Udara pada pagi hari terasa dingin. Alam pun masih diselimuti embun pagi. Seorang anak mengayuh sepedanya di tengah jalan yang masih lengang. Siapakah gerangan anak itu? Ia adalah seorang penjual Koran, yang bernama Doni.
Menjelang pukul lima pagi, ia telah sampai di tempat agen koran dari beberapa penerbit. “Ambil berapa Doni?” tanya Bang Karno. “Biasa saja.”jawab Doni. Bang Karno mengambil sejumlah koran dan majalah yang biasa dibawa Doni untuk langganannya. Setelah selesai, ia pun berangkat.
Ia mendatangi pelanggan-pelanggan setianya. Dari satu rumah ke rumah lainnya. Begitulah pekerjaan Doni setiap harinya. Menyampaikan koran kepada para pelanggannya. Semua itu dikerjakannya dengan gembira, ikhlas dan rasa penuh tanggung jawab.
Ketika Doni sedang mengacu sepedanya, tiba-tiba ia dikejutkan dengan sebuah benda. Benda tersebut adalah sebuah bungkusan plastik berwarna hitam. Doni jadi gemetaran. Benda apakah itu? Ia ragu-ragu dan merasa ketakutan karena akhir-akhir ini sering terjadi peledakan bom dimana-mana. Doni khawatir benda itu adalah bungkusan bom. Namun pada akhirnya, ia mencoba membuka bungkusan tersebut. Tampak di dalam bungkusan itu terdapat sebuah kardus. “Wah, apa isinya ini?’’tanyanya

dalam hati. Doni segera membuka bungkusan dengan hati-hati. Alangkah terkejutnya ia, karena di dalamnya terdapat kalung emas dan perhiasan lainnya. “Wah apa ini?”tanyanya dalam hati. “Milik siapa, ya?” Doni membolak-balik cincin dan kalung yang ada di dalam kardus. Ia makin terperanjat lagi karena ada kartu kredit di dalamnya. “Lho,…ini kan milik Pak Alif. Kasihan sekali Pak Alif , rupanya ia telah kecurian.”gumamnya dalam hati.
Apa yang diperkirakan Doni itu memamg benar. Rumah Pak Alif telah kemasukan maling tadi malam. Karena pencuri tersebut terburu-buru, bungkusan perhiasan yang telah dikumpulkannya terjatuh. Doni dengan segera memberitahukan Pak Alif. Ia menceritakan apa yang terjadi dan ia temukan. Betapa senangnya Pak Alif karena perhiasan milik istrinya telah kembali. Ia sangat bersyukur, perhiasan itu jatuh ke tangan orang yang jujur. Sebagai ucapan terima kasihnya, Pak Alif memberikan modal kepada Doni untuk membuka kios di rumahnya. Kini Doni tidak lagi harus mengayuh sepedanya untuk menjajakan koran. Ia cukup menunggu pembeli datang untuk berbelanja. Sedangkan untuk mengirim koran dan majalah kepada pelanggannya, Doni digantikan oleh saudaranya yang kebetulan belum mempunyai pekerjaan. Itulah akhir dari sebuah kejujuran yang akan mendatangkan kebahagiaan di kehidupan kelak

Dan ini adalah naskah drama yang dapat dibuat dari cerpen tersebut.

Balasan sebuah kejujuran
(Di pagi hari, udara masih terasa dingin dan diselimuti embun pagi. Saat itu ada seorang laki-laki yang akan menjual koran, laki-laki tersebut bernama Doni, dia mendatangi penerbit koran).

Bang Karno     : Ambil berapa don?
Doni                : Seperti biasa saja bang.
Bang Karno     : (Sambil mengambil koran untuk Doni) ini Don.
Doni                : Makasih bang

Setelah selesai Doni pun menghampiri pelanggan setianya.

Doni                : Koran koran, koran koran (menjajakan korannya kepada orang-orang)
Hen                 : Mas sini mas, beli koran.
Doni                : Iya bang Hen? mau koran apaan ni bang? (sambil memperlihatkan korannya)
Hen                 : Biasa mas, koran Sumeks
Doni                : (Memberikan koran ke bang Hen) Ini bang.
Hen                 : Makasih mas, berapa harganya?
Doni                : Masih seperti harga lama bang tiga ribu saja.
Hen                 : Oh ya udah (mengambil uang dari dompetnya), kirain udah naik harganya.
Doni                : (tertawa kecil) Gak lah bang.. Makasih ya bang
Hen                 : Sama sama mas

(Doni pun melanjutkan menjual korannya dengan menggunakan sebuah sepeda tua)
(Di tengah jalanan yang sepi Doni melihat sebuah bungukusan plastik hitam, dia takut jika isi dari bungkusan itu adalah bom).

Doni                : (Gemetar ketakutan) Benda apa ini? (membuka bungkusan itu perlahan)
                           Kardus apa ini? (membuka kardusnya dengan sangat hati-hati) Lohh, kok
                           Ada cincin dan kalung emas?, dan ini ada karrtu kredit? (melihat-lihat kartu
                           Kredit tersebut dan kaget) loh, disini tertulis nama pak Alif, yang kemarin
                           Malam kan rumahnya dimasuki pencuri! (segera membawa kardus beserta
                           Semua isinya)

(Doni segera membawa barang temuannya tadi ke rumah Pak Alif. Sesampainya di rumah Pak Alif, Doni langsung memberi tahukan kepada Pak Alif tentang barang temuannya tersebut).

Doni                : Pagi Pak Alif? (masuk ke rumah Pak Alif sambil membawa barang
                           Temuannya)
Pak Alif           : Pagi Don, tumben pagi-pagi begini datang kemari?
Doni                : Begini Pak, saya tadi menemukan ini di jalan (sambil menunjukan kardus
                           Berisi emas temuannya), apakah ini punya bapak? (memberikan kardus
                           Tersebut ke Pak Alif)
Pak Alif           : (menerima dan mengecek isi kardus yang diberikan Doni) Wah iya ini kartu
                          Kredit punya saya dan perhiasan istri saya yang dicuri! (sangat senang)
Doni                : Wah, kalau begitu saya pamit dulu ya pak? (beranjak dari duduknya)
Pak Alif           : Tunggu dulu Don (menahan Doni) ini  ambil ini, (mengambil uang yang
                           Ada di kardus temuan Doni) anggap ini tanda terima kasih saya dan hadiah
                           Dari kejujuranmu! (memberikan sejumlah uang yang banyak ke Doni)
                           Semoga ini bisa membantumu mengabulkan impianmu untuk membuat
                           Toko ya Don!
Doni                : Wah terima kasih banyak pak (menerima uang dari Pak Alif dan sangat
                           Senang) Saya pulang dulu ya pak!
Pak Alif           : iya Don terima kasih kembali

(Dengan adanya modal yang diberikan Pak Alif kepadanya, Doni mulai membuka usaha tokonya dan ditambah lagi dengan beberapa tambahan modal lainnya dari Pak Alif. Setelah memiliki toko, Doni memberikan kerjanya untuk menjual koran kepada saudaranya yang menganggur).

Berikut contoh cara mengubah naskah drama dari cerpen. Semoga bermanfaat!!

Dibuat oleh :
Muhammad Arief Hidayat
Nomor absen : 20 

2 komentar: